Posts

Showing posts from May, 2008

MENJEMBATANI AGAMA SEBAGAI ILMU

Image
MENJEMBATANI AGAMA SEBAGAI ILMU Opini Dimuat di Koran Jakarta, Jumat 30 Mei 2008 oleh Mustatok Banyak kalangan apriori terhadap agama, bahwa agama adalah unobservable, anti kritik dan menghambat kemajuan.Agama dikatakan sangat subjektif, tidak objektif dan tidak ilmiah. hingga kemudian muncullah pengucilan agama.Agama hanya ditempatkan sebagai dogma dan ortodoksi belaka.Agama kemudian dibedakan dengan dan dari jenis ilmu pengetahuan lainnya yang dinyana tampak objektif dan ilmiah. pertanyaannya kemudian adalah siapa yang bisa menjamin ilmu-ilmu sosial-sains sebagai ilmu objektif? yang bebas dari unsur subjektif? walaupun banyak kalangan ilmuan dan saintifik mengkalim dan meyakini demikian, namun demikian banyak di antara mereka hanya mampu berkelit bahwa objektifitas pengetahuan dan sains yang diyakini adalah objektif-kategoris yang dikehendaki oleh dunia ilmiah saat ini.Jawaban di atas semakin mengkaburkan permasalahan dan memancing pertanyaan serupa, kategori ilmiah saat ini, siapa y

DIBALIK POLITIK AMERIKA SERIKAT

Image
Resensi Judul Buku: The Power of Israel in USA Penulis: Prof. James Petras Peresensi: Mustatok* Tahun Terbit: Januari 2008 Tebal :336 hlm Harga: 39.900 Amerika Serikat selalu mengagungkan ujaran “Demokrasi”. Demokrasi adalah harga mati bahkan sakral. Apapun yang tergambar sebagai demokrasi selalu dianggap baik dan patut didukung. Demikian juga sebaliknya, apapun yang membahayakan demokrasi patut dicurigai dan perlu diberangus. Demokrasi memperkuat dirinya sendiri, dan memaksimalkan cakupan spasialnya. Pemerintah-pemerintah demokratis mendorong demokrasi melalui ekspansi militer, bahkan sebelum adanya perang kolektif mereka terhadap terorisme. Kondisi demokrasi semakin meliar dengan skema yang sulit ditebak. Dikatakan Francis Fukuhama “Gagasan tentang demokrasi sangat terkait erat dengan identitas Nasional Amerika. Amerika serikat dengan penuh semangat terlibat di seluruh penjuru dunia, bertindak sebagai kekuatan perdamaian dan kemakmuran dunia. Memperluas masyarakat demokrasi global ad

AGAMA SEBAGAI IDEOLOGI (Benarkah Kekerasan Atas Nama Agama Ada?)

Image
Mustatok* Posted in Duta Masyarakat, 17-05-08. Akhir-akhir ini kita selalu disuguhi fenomena yang hampir tidak terperikan. Kekerasan atas nama agama marak terjadi di mana-mana. Mulai dari teror mental terhadap aliran lain dalam sebuah komunitas, sampai pada tindak kekerasan fisik. Contoh nyata adalah pembakaran masjid jama’ah Ahmadiyah yang terjadi di Lombok, beberapa minggu yang lalu. Hal ini aneh dan sangat membebani tentunya dalam hati setiap orang yang merasa beragama. Sebagai konsekuensinya tentunya kita wajib mempertanyakan sebenarnya apakah memang Agama yang kita anut (Islam) mengajarkan dengan sendirinya tindak kekerasan? Ataukah sebenarnya tindak kekerasan yang terjadi hanya sebatas atas nama agama belaka? Yang intinya karena kepentingan golongan tertentu? Pada dasarnya kalau kita kaji dari sudut pandang Agama sebagai sistem sosial. Maka agama mempunyai aturan dan kriteria yang sama dengan semua organisasi sosial lainnya. Agama mempunyai konsern terhadap aspirasi atau keingina

MENILAI INDONESIA DALAM LIMA KEPEMIMPINAN

Image
Judul Buku : Catatan Hitam 5 Presiden Indonesia (Sebuah Investigasi 1997- 2007). Pengarang : Ishak Rafick Penerbit : Ufuk Publishing House Cetakan : I januari 2008 Tebal Buku : xx + 422 halaman Peresensi : Mustatok*) Dewasa ini, Negara Indonesia bisa dinilai berada pada fase krusial dalam proses kebernegaraan. Pasca reformasi pemerintahan Indonesi belum juga menemukan titik lontar kearah kemajuan. Negara ini masih terseok dalam mencari dan menerusi amanah reformasi yang dikehendaki rakyat. Tampaknya mulai Habibie, Megawati, Abdurrahman Wahid, bahkan Susilo Bambang Yudhoyono belum juga mampu lepas dari bayangan pemerintahan lama, yang telah menguasai dan menentukan separuh perjalanan bangsa ini (orde baru). Setali tiga uang para pemimpin bangsa ini tidak mampu menjalankan amanah reformasi untuk menegakkan Negara hukum, birokrasi bersih dan menaikkan kesejahteraan rakyat. Model pembambungan yang ada sampai pemerintahan terakhir pemerintahan SBY-Kalla saat ini adalah persis sebagaimana mo

BUDAYA ILMU

Resensi BukuJudul : Budaya Ilmu (Satu Penjelasan)Penulis : Prof. Dr. Wan Mohd. Nor Wan DaudPenerbit :Pustaka Nasional Pte-Ltd, SingapuraTahun : 2003Hlmn : x+173 hal.ASAS KEBANGKITAN PERADABAN Pada awal pagiDia mendaki gunung mencari kayu apiSehingga larut malamDia menganyam selipar (daripada jerami padi) Sambil berjalanDia tidak pernah berhenti membacaPuisi itu mengisahkan seorang pemuda Jepang bernama Kinjiro Ninomiya yang hidup pada awal abad ke-20. Kegigihannya dalam memburu ilmu menjadi inspirasi masyarakat Jepang. Oleh pemerintah Jepang, semangat Kinjiro itu kemudian disebarkan dalam bentuk buku teks moral, tugu peringatan, dan lagu-lagu. Semangat inilah yang banyak memberi inspirasi masyarakat Jepang untuk mengejar ilmu pengetahuan dan kemudian tampil sebagai salah satu peradaban besar. Pada abad-abad ke-19, masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat “haus ilmu”. Budaya itu telah membangkitkan Jepang menjadi kekuatan dunia dalam bidang sains, teknologi, dan ekonom

PANCASILA YANG SEMAKIN LUPA DIRI

Image
Judul di atas bukanlah sarkasme terhadap Pancasila sebagai pandangan Hidup bangsa Indonesia. Namun justru judul di atas bermasksud mendemarkasi antara Pancasila yang sejati (dengan penulisan P besar) dengan paham pancasila yang mengatasnamakan Pancasila, entah paham tersebut yang dihembuskan oleh pemegang kekuasaan dengan tafsir politik pancasilanya atapun pihak-pihak yang mencoba melegitimasi status dengannya. Mencermati berbagai kejadian seputar Pancasila akhir-akhir ini, bangsa Indonesia dituntut untuk berpikir ulang sembari menerawang jauh ke belakang; bagaimanakah proses lahirnya Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara?. Dari hasil penerawangan tersebut tentunya setiap pribadi akan memiliki kesimpulan sendiri-sendiri, yang tidak semestinya dipertentangkan dengan istilah "salah dan benar", karena semuanya berlari seputar subyektifikasi Pancasila ke dalam pemahaman seseorang dan objektifikasi subjektifitas (pemahaman) seseorang ke dalam ranah objektif. Dan semuanya ad