Posts

Lokakarya Peningkatan Profesionalisme, Mutu Dosen dan Karyawan STAIS Kutim

Image
PROFESIONALISME DAN MUTU PEMBELAJARAN DOSEN Stais News. (12-13/02) Semangat otonomi daerah telah membawa angin segar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Di antaranya adalah desentralisasi sistem pendidikan, yang dengannya diharapkan mampu melahirkan kebijakan-kebijakan pendidikan sesuai dengan potensi dan sumber daya daerah yang ada. Senada dengan program pemerintah Kutai Timur melalui program kutim cemelangnya (cerdas, merata dengan prestasi gemilang), Sekolah Tinggi Agama Islam Sengata (STAIS) Kutai Timur sebagai salah satu PTAI di Kutai Timur memiliki peranan untuk menyiapkan lulusan dengan kapasitas akademik, profesional, dan kemampuan bermasyarakat yang tinggi yang mampu merespon arus modernitas dan mendorong terjadinya transformasi peradaban, revolusi informasi dan perubahan- perubahan yang nyata di tingkatan masyarakat. Peran perguruan tinggi ini hanya mampu dicapai dengan peningkatan kualitas sistem pendidikan yang ada, yang mencakup di dalamnya peningkatan SDM (dosen dan Karya

STAIS KUTAI TIMUR

Image
BEM DAN DINAMIKA PERGURUAN TINGGI (Oleh-Oleh dari Raker BEM STAIS 2008/2009) STAIS News (20/1). Sebagai organisasi eksekutif mahasiswa, BEM memang seharusnya menjadi motor penggiat bagi dinamika kampus. Keberadaan BEM sekaligus menjadi barometer eksistensi perguruan tinggi yang menaunginya. Hal inilah yang menjadi alasan diselenggarakanya Rapat Kerja (Raker) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam Sengata (STAIS) Kutai Timur periode 2008/2009, pada minggu (15/1) lusa. Setelah cukup lama vakum pasca dilantiknya kepengurusan BEM 2008/2009 pada minggu (11/1) sebulan yang lalu, BEM STAIS memang diharapkan untuk segera merumuskan program kerjanya. Pasalnya hanya melalui program kerjanyalah eksistensi dan urgensi BEM ini diakui. Demikian disinggung oleh Ketua STAIS Prof. DR. Hj, Siti Muri’ah. ”Idealnya program kerja BEM adalah program-program yang secara realistik mampu dilaksanakan dan memberi sumbangsih akademik yang nyata kepada semua civitas akademikanya”. Imbuh ketua

Masail Fiqh (Muhadisah/mu'asirah)

Image
Fatwa dan Sensitivitas Sosiologis Mustatho’ Belum cukup reda memori umat Islam Indonesia, bagaimana imbas fatwa MUI tentang Jemaah Ahmadiyah sebagai kelompok yang sesat dan menyesatkan telah berakibat pada tindakan anarkhis dan brutal berupa penghancuran markas pusat Jemaah Ahmadiyah di Parung Bogor yang dilakukan oleh umat atas nama Islam. juga tindakan-tindakan yang menjurus pada anarkhisme dalam kasus RUU APP (Anti Pornografi). Dua Fatwa terakhir MUI tentang Fatwa haram merokok dan Golput memungkinkan class social yang lebih parah, di samping ditengarai lebih bernuansa politis juga sebagai akibat dekatnya fatwa ini dengan pemilihan umum 2009 tahun ini. Yang harus dipetakan dari sini adalah terminologi fatwa dan kaitannya dengan kajian fikih (produk hukum). Memahami fatwa berarti memahami ajaran Islam yang diformulasikan untuk menilai tingklah laku (amalan) dari manusia yang telah mukallaf. Faham ini kemudian menempatkan fatwa sebagai