PANGGUNG DUNIA


OBAMA JUGA MANUSIA BIASA

Tanggal 4 November 2008, bukan saja adalah tahun kemenangan BARACK Obama (46) yang telah mencatat sejarah, menjadi presiden AS kulit hitam pertama dari Partai Demokrat. Sebagian dunia berharap banyak, dari seorang yang mempunyai filosofi “Perubahan” ini akan tatanan dunia yang lebih baik.

Perolehan spektakuler Obama ini bukanlah perolehan instant. Dunia saat ini merasakan euforianya, namun apakah dunia tahu dan mau tahu ketika Obama dulu?. Obama yang menapaki kehidupan pahit, ditinggal ayah (Barack Hussein Obama asal Kenya), yang punya tiga istri lain, selain ibu kandung Obama, Stanley Ann Dunham. Ibu kandungnya kemudian menikah dengan Lolo Soetoro. Obamapun terdampar di Bumi Indonesia.

Ia menjadi sebatang kara setelah ibunya memilih pergi ke Indonesia, mengikuti suami keduanya itu. Setelah sempat tinggal di Indonesia, Obama memilih kembali ke Hawaii, tinggal bersama kakek dan nenek kulit putih. Pergulatan hidup dimulai karena hidup tanpa orangtua kandung, diiringi segregasi ras lingkungan di Punahou, Hawaii. Ibunya, Ann, pernah mendapatkan buku harian Obama yang mengisahkan, ”Siapakah diri saya ini?”

Di tengah gejolak batin itu, Obama berprestasi di sekolah, mungkin turun dari ibu yang cerdas dan pendobrak kebuntuan politik AS. Ayahnya juga pintar, mendapatkan beasiswa pada era Presiden John F Kennedy.


Para wanita AS, yang menjadi ibu tunggal, menjadikan Obama sebagai pemberi semangat. Tanpa orangtua lengkap, Obama bangkit dan kini jadi capres.

Obama tak mengenal ayahnya secara dekat, tetapi mengingat petuahnya, ”Jangan menangis dan tatap masa depan.” Air matanya mengalir ketika pesawat ayahnya lenyap di Samudra Pasifik saat terakhir kali menemui Obama di Hawaii tahun 1971.


Dengan latar belakang kehidupan yang rasanya ada yang hilang, Obama yang suka bergaul melanjutkan sekolah ke California, kemudian ke Columbia University (New York, lulus 1983) dan Harvard University (Cambridge, lulus 1991).


Pada 1992, ia menikahi Michelle Robinson, lulusan Princeton dan Harvard, dengan latar belakang keluarga harmonis. Mereka dikaruniai dua putri, Malia Ann (lahir 1999) dan Natasha (lahir 2001).

Kehidupannya dengan Michelle, putri seorang pegawai pengairan di Chicago, menutupi babak kegelisahan hidup Obama yang sempat terjerumus narkoba. Adalah pencarian identitas yang membuat Obama memilih tinggal di South Side Chicago.


Dari pengalaman panjangnya, memang pantas kemudian, Obama menui apa yang sekarang dirasakan semua dunia. Oleh adik Obama dikatakan “ia adalah pejuang yang tidak pernah menyerah”. Obama sebagai orang biasa, yang jatuh bangun mengawali karir, mengarungi pahit getir hidup, dan pelaku anti diskriminasi rasial ini, meskipun didukung dan dielu, harus tetap didudukkan sebagai orang biasa dalam dunia yang “luar biasa”.

Siapapun tau, jabatan tertinggi di Negara adidaya yang diemban Obama ini mampu membentuk apapun yang oleh dunia di nilai zero, menjadi hero. Keberadaan Obama yang kini dianggap Hero sebagai creator dunia baru, patut dinanti, apakah dengan hadirnya ia dalam posisi yang menjadi incaran semua putra terbaik Amerika ini Obama tetap mampu bermain sebagai Hero atau justru menjadi Zero kemudian. Kita lihat saja nanti!. -Mustatho

Comments

Popular posts from this blog

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) PSIKOLOGI PENDIDIKAN

SOAL UTS Ushul Fiqih