Aksi Nyata Untuk Pemilu 2009

Sahabat, seberapa cinta kita kepada negeri ini?
sebagian anak bangsa mewujudkan ekspresi cinta mereka melalui pencalonan untuk kursi Legislatif. tak pelak, banyak pilihan calon wakil rakyat yang dimiliki bangsa ini ke depannya. terlepas debatable tentangnya, "Hubbul Wathan minal Iman".

Satu alternatif, bahwa tidak hanya melalui pencalonan diri, seorang anak bangsa dinilai berbakti kepada negaranya. bagi mereka yang berjuang gigih dengan idealitas-idealitasnya patut juga mendapat apresiasi yang serupa, entah pilihan sikap golput ataupun sikap apolitik lainnya. tak syak, semuanya bermuara gugus pikir mensejahterakan negera, "kullukum ra'in wa kullukum masulun an raiyyatihi"

di bawah ini bisa menjadi alternasi konkrit lainnya, yakni sumbangsih pemikiran kita tentang pemilu ke depan! bukti sikap dan aksikan pikir kita dalam :

Seminar Internasional ke Sepuluh
Dinamika Politik Lokal:
”Representasi Kepentingan Rakyat Pada Pemilu Legislatif 2009”
(28- 30 Juli 2009)
Di Kampoeng Percik

1. Mengapa Pemilu Legislatif 2009.

Seminar Internasional (SI) ke Lima yang dilakukan Percik pada tahun 2004, mengangkat Dinamika Pemilu di Aras Lokal sebagai tema utama. Pada waktu itu sekitar 80 makalah yang masuk namun hanya 46 makalah yang akhirnya diperbolehkan untuk dipresentasikan dalam forum tersebut. Selain membahas nada dasar yang dikemukakan oleh Phillip Quarless van Ufford dan Oscar Salemink, ada 17 makalah yang membahas potret Pemilu di aras lokal; 16 makalah yang membahas Peran Elite lokal, Solidaritas Sosial, Representasi Politik, dan Adat dalam Pemilu; Delapan makalah yang membahas Birokrasi lokal dan Pelayanan Publik Dalam Pemilu 2004; Tiga makalah membahas Protes Kebijakan dan Advokasi dalam Hubungannya Dengan Pemilu; dan dua makalah yang terkait dengan Pemilu di Kedung Ombo. Gambaran diatas selain menunjukkan besarnya peminat untuk ikut dalam seminar dengan tema Pemilu juga menunjukkan minat bahasan yang sangat luas.

Berdasar kenyataan diatas dan bertepatan dengan Pemilu Legislatif 2009 yang berbeda baik sistem maupun prosedurnya dengan Pemilu 2004, maka Percik kembali akan melaksanakan Seminar Internasional ke Sepuluh dengan tema utama Pemilu Legislatif. Berbeda dengan Pemilu 2004 yang sistem dan prosedurnya masih mencerminkan kepentingan Parpol ataupun elite Parpol, maka Pemilu Legislatif pada tahun 2009 sudah ada usaha untuk lebih memperhatikan suara dan kepentingan rakyat. Keadaan Pemilu Legislatif 2009 yang lebih memperhatikan representasi kepentingan rakyat terutama nampak dari diperbolehkannya Parpol Lokal untuk ikut dalam Pemilu Legislatif dan adanya penentuan calon terpilih yang didasarkan kepada perolehan suara terbanyak yang dicapai oleh calon legislatif.

Permasalahannya, apakah dengan sistem dan prosedur baru yang sudah lebih memperhatikan representasi kepentingan rakyat tersebut, lalu rakyat memang benar-benar berdaulat. Di sinilah sejumlah persoalan muncul yang memerlukan penelitian dan pembahasan; beberapa contoh permasalahan yang kemudian merebak ke permukaan diantaranya adalah: Apakah penentuan calon legislatif benar-benar merepresentasikan kepentingan rakyat? Apakah Parpol memang benar-benar bersedia untuk merepresentasikan kepentingan rakyat? Apakah pesan yang disampaikan dalam kampanye oleh calon legislatif dan parpol memang murni untuk kepentingan rakyat atau lebih menonjolkan kepentingan calon legislatif? Apakah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam kampanye yang kebetulan berjalan sangat lama memang lebih bisa diterima rakyat? Apakah representasi perempuan lalu menjadi lebih terpinggirkan? Apakah Golput menjadi semakin sedikit? dan apakah makna Pemilu benar-benar mencerminkan suatu kedaulatan rakyat? Semua permasalahan tersebut merupakan pokok-pokok penelitian dan pokok bahasan yang menarik.

2. Topik Bahasan

Berdasar pengalaman melaksanakan Seminar Internasional ke lima tentang Pemilu 2004, yang pokok bahasannya menjadi tidak terlalu jelas, dan adanya perkembangan sistem dan prosedur Pemilu 2009 maka topik bahasan untuk Pemilu Legislatif 2009 dengan Tema Utama “Representasi Kepentingan Rakyat Pada Pemilu Legislatif 2009” akan mendasarkan diri pada Teori Komunikasi Politik yang paling sederhana saja.

Dalam sistem komunikasi politik untuk memperoleh representasi kepentingan rakyat maka ada tiga komponen utama yang bermain yaitu Komunikator (penyampai pesan), Pesan yang disampaikan, dan Komunikan (yang menerima pesan atau rakyat). Di samping tiga komponen utama tersebut perlu ditambah pokok ke empat yang terkait dengan aspek philosopi, teori, dan makna dari pemilu itu sendiri. Dengan demikian di dalam SI ke Sepuluh ini dirancang ada empat topik yang dapat dimasuki oleh calon pemakalah untuk menyampaikan hasil penelitiannya.

2.1. Topik Pertama: Philosopi, Teori, dan Makna Pemilu Legislatif 2009.

Topik yang pertama ini, akan membahas phenomena Pemilu Legislatif 2009 dalam kaitannya dengan representasi kepentingan rakyat. Dalam topik pertama ini dapat dikemukakan sejumlah pokok bahasan yang lebih rinci seperti:

• Secara philosophi dapat dibahas apakah Pemilu Legislatif 2009 benar-benar sudah mencerminkan kedaulatan rakyat.
• Teori-teori representasi kepentingan rakyat macam apakah yang menjadi rujukan dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009 sehingga dapat disebut sebagai proses yang menunjukkan adanya kedaulatan rakyat.
• Apakah makna terdalam dari proses Pemilu Legislatif 2009 memang sudah mencerminkan representasi kepentingan rakyat atau justru sebaliknya.
• Sejumlah pertanyaan dan pokok bahasan lain yang terkait dengan philosopi, teori dan makna dari Pemilu Legislatif masih bisa ditambahkan dalam kelompok yang termasuk Topik yang pertama ini.

2.2. Topik Kedua: Politik Representasi Komunikator

Topik yang kedua ini, akan membahas persepsi, sikap dan perilaku komunikator dalam kaitannya dengan Pemilu Legislator 2009 serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Komunikator (penyampai pesan), bisa terdiri dari: Parpol, Calon legislatif, team sukses, ataupun team pendukung. Sedangkan politik representasi seharusnya merupakan strategi, kegiatan atau usaha untuk merepresentasikan kepentingan rakyat, namun bisa saja sang komunikator justru merepresentasikan kepentingan dirinya sendiri.

Dengan demikian maka sejumlah pokok bahasan dapat masuk dalam kelompok ini diantaranya adalah:
• Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku komunikator (termasuk strategi dan taktik) dalam memenangkan suara.
• Pertimbangan-pertimbangan apakah yang digunakan komunikator di dalam menerapkan politik representatifnya baik untuk kepentingan kepentingan rakyat ataupun kepentingan dirinya sendiri.
• Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keputusan komunikator untuk merepresentasikan kepentingan sendiri atau kepentingan rakyat.
• Bagaimana perjuangan calon legislatif perempuan di dalam persaingan yang semakin berat dalam merepresentasikan dirinya ataupun merepresentasikan rakyat.
• Sejumlah pokok penelitian dan pokok bahasan masih bisa ditambahkan dalam topik yang kedua ini.

2.3. Topik Ketiga: Pesan dan Representasi Kepentingan Rakyat

Topik yang ketiga ini, akan membahas segala bentuk strategi, taktif dan wujud yang digunakan di dalam menyampaikan pesan kepada konstituen. Isi dari pesan yang dikemukakan oleh komunikator dapat mempunyai makna yang benar-benar dapat diwujudkan demi kepentingan rakyat, bisa saja sekedar janji hanya untuk memperoleh dukungan, namun yang juga perlu dibahas adalah makna apa yang terkandung di dalamnya dan mengapa demikian.

Dengan demikian sejumlah pokok bahasan yang dapat masuk dalam topik ketiga ini diantaranya adalah:
• Bentuk dan dinamika pesan yang digunakan oleh komunikator, apa maknanya, bagaimana efektifitasnya
• Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan (media cetak, elektronik, lesan, tatap muka, alat peraga, banner, bendera, spanduk, dan lain-lain) apa maknanya bagaimana efektifitasnya.
• Bagaimana representasi kepentingan rakyat diwujudkan dalam pesan, atau justru kepentingan calon legislatif yang direpresentaikan
• Faktor-faktor (faktor budaya, ekonomi, politik, dan sosial) apa yang mempengaruhi wujud dan makna dari pesan yang digunakan
• Bagaimana money politics dan kekerasan (fisik dan non fisik) diterapkan
• Sejumlah pokok penelitian dan pokok bahasan masih bisa ditambahkan dalam topik yang ketiga ini.

2.4. Topik Keempat: Peran Rakyat Dalam Merepresentasikan Kepentingannya

Topik keempat ini, akan membahas bagaimana, persepsi, sikap, perilaku, strategi, dan taktik di dalam merepresentasikan kepentingannya dalam semua proses Pemilu Legislatif 2009.

Sejumlah pokok bahasan dapat dimasukkan ke dalam topik keempat ini diantarnya yaitu:
• Pokok bahasan golput sebagai wujud protes oleh rakyat karena representasi kepentingannya tidak terwadahi, bagaimana bentuknya, apa yang mendasarinya, faktor apa yang mempengaruhinya, bagaimana dampak terhadap lingkungannya, dan lain-lain.
• Bahasan tentang bentuk dan intensitas partisipasi rakyat dalam Pemilu Legislatif 2009, bagaimana wujudnya, faktor apa yang mempengaruhinya, dan lain-lain
• Calon legislatif mana yang dipilih, bagaimana latar belakangnya, mengapa demikian, faktor apa yang menentukan, dan bagaimana akibatnya.
• Bagaimana hasil perhitungan dan penetapan anggota legislatif, mengapa demikian
• Protes atau dukungan yang dilakukan rakyat terhadap calon yang terpilih.
• Sejumlah pokok penelitian dan pokok bahasan masih bisa ditambahkan dalam topik yang keempat ini.

3. Pelaksanaan Seminar Internasional ke Sepuluh

Seminar Internasional (SI) ke Sepuluh akan dilaksanakan pada tanggal 28 sampai 30 Juli 2009 di Kampoeng Percik Salatiga. Alamat Sekretariat Seminar Internasional ke sepuluh adalah Kampoeng Percik Salatiga dengan alamat E-mail: percik@percik.famili.com
Para peminat SI ke Sepuluh, diundang untuk mengirimkan abstrak pokok bahasan makalahnya mengenai aspek tertentu dari empat topik yang ditawarkan di atas. Abstrak makalah itu hendaknya sudah tiba di alamat Steering Committee (SC) paling lambat tanggal 17 April 2009. Calon penulis makalah dimohon untuk mencantumkan pula: e-mail, faks, nomer telepon, alamat pos untuk mengirim surat balasan. SC selanjutnya akan memberitahukan kepada calon pemakalah hasil seleksi yang diterapkan lewat prosedur call for papers atas abstrak-abstrak yang masuk, paling lambat tanggal 24 April 2009.
Para pemakalah yang diundang untuk berpartisipasi dalam Seminar Internasional ke sepuluh diminta agar makalah sudah dapat diterima oleh SC paling lambat tanggal 7 Juli 2009, untuk dapat digandakan. Tiap pemakalah yang diundang ke Seminar Internasional ke Sepuluh ini diminta mendasarkan telaahannya sedapat mungkin atas karya penelitian yang telah/ sedang dilakukan (bisa saja penelitian itu masih dalam proses penyelesaian).

Sambil menanti tanggapan anda, SC Seminar Internasional ke Sepuluh menyampaikan ucapan terimakasih atas perhatiannya.

Salatiga, 27 Februari 2009.
Teriring salam

Kutut Suwondo
Ketua SC

Catatan-catatan:
(1) Susunan SC – SI ke Sepuluh
1. Kutut Suwondo – Ketua SC
2. Nico L. Kana
3. Pradjarta Dirdjosanjoto
4. Hans Antlov
5. Heru Nugroho
6. Purwo Santoso
7. Herudjati Purwoko
8. Joe Fernandez
9. Juni Thamrin
10. I Made Samiana

(2) Alamat Kontak Ke Percik, Salatiga
Christina Arief
E-mail : Percik@percik.famili.com
Phone : 0298 – 321865/325975
Fax. : 0298 – 325975
Alamat Pos : Kampoeng Percik, Ds. Turusan, Jl. Patimura Km. 1 Salatiga 50711

Salam jumpa di Kampoeng Percik, sekiranya Abstrak kita diterima oleh panitia pelaksana.

Salam,
Mustatho'

Comments

Popular posts from this blog

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) PSIKOLOGI PENDIDIKAN

SOAL UTS Ushul Fiqih