Peringaran Maulid Nabi


(Mimbar Pelangi)
MAULID NABI DI TV KUTIM

Sekali lagi aku mendapatkan mandat untuk mengisi program “live” di TV Kutim–satu jaringan TV yang secara operasional berada di bawah Pemda Kutai Timur, setelah sebelumnya diundang dalam program serupa, dialog Ramadhan 1430 H “Idul Adha dan Sensitivitas Sosial”, sebentuk program yang disetting dual perspektif, Idul Adha dari kaca mata social dan dari segi hukumnya. Kawan Faiz Tajul Millah (CRCS UGM Yogya) sebagai sosiolog agamanya.

Tawaran kali ini datang dari “Ibu” –panggilan untuk ketua STAIS Kutim, Prof. Dr. Hj. Siti Muri’ah, sebagai realisasi jalinan kerjasama yang telah lama terjalin antara TV kutim dan STAIS.

“Mas besok Jumat (06/03) ngisi di TV kutim ya?” ujar Ibu ketua, setelah mempersilahkanku duduk di depan meja kerjanya. “temui Pak Mustajib, dia yang ngerti acaranya”. Tambah Ibu Ketua setelah mendengar kepastian Jawaban “Inggih Bu” meluncur dari mulutku. “Pak Mustajib sendiri adalah staff pengajar sekaligus ketua P3M di STAIS yang telah lama berkecimpung di dunia perTVan di kutai timur.

Pak Mustajib memberi kepastian bahwa program Live di TV kutim ini disebut “Mimbar Pelangi” adalah sebentuk program regular yang tayang setiap jum’atnya. Acaranya disiarakan Live ba’da Ashar (15.30 Wita) dan medapat porsi tayang (play of) selama 5 x dalam sehari setelahnya.

Jam Sengata –Ibu kota utama dalam kabupaten Kutai Timur, telah menunjuk pukul 15.00 wita, mandi menjadi pilihan cerdik, di saat aku diharuskan berbagi waktu untuk juga memikirkan pinjaman baju koko nantinya.

“Oya aku ingat, aku telah berbincang dengan kawan Agus (mbah Agus, aku memanggilnya demikian), dan bahwa dia memiliki baju Koko yang bisa dipinjamkan”, itulah pikiran yang keluar setelah badan ini merasa fresh dengan air khas Sengata (kondisi air dengan paduan warna antara kuning dan putih, dan sedikit berbau rawa).

Sebelum salah persepsi, yang perlu juga ditulis di sini adalah kedatanganku ke Sengata yang hanya berbekal dua lembar baju, 2 lembar celana, dan dua lembar kaos. Satu-satunya buku yang terbawa denganku adalah “Toefl” Cliff. Jadi, untuk acara agama, seringnya aku harus mengandalkan baju teman-2 STAIS, seperti yang terjadi pula saat pertama aku disudutkan untuk berkhutbah ID Adha 1430 H dan tampil di TV Kutim I, aku pada saat itu dipinjami baju koko oleh pak Mustajib sendiri, terlebih karena dia promotornya.

Lebih singkatnya, aku dijemput mobil TV kutim tepat pukul 15.20 wita. teman mahasiswa Abdul Ghofar aku ajak “untuk menemani obrolan di saat break acara”. Pikirku. Sesampai di Studio, Ibu-ibu jamaah al-Hikmah ternyata telah lama menunggu, selang 10 menit, dan tanpa make up apapun (aku tulis tanpa make up, karena memang dulu sewaktu mengikuti Kiyai Imam Hambali –pengasuh PPM. Al-Jihad tampil di JTV (2006) selalu dimake up, dan diselaraskan dengan pencahayaan TV) acarapun tayang.

Ceramah, disertai dialog interaktif by phone dan by audienspun terlaksana selama 1 jam, cukup dinamis dan hidup. Isi ceramah dan dialog lain kali ya…! Pada tulisan lain, ini hanya pengantar tulisan saja, trimakasih, salam Mustatho’

Comments

Popular posts from this blog

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) PSIKOLOGI PENDIDIKAN

SOAL UTS Ushul Fiqih