Mengasah Kemampuan Tulis Ilmiah melalui Majalah


“Setelah Gelap, Terbitlah Terang”, filosofi ini tampaknya cocok untuk menggambarkan perjuangan tanpa menyerahnya para mahasiswa STAIS Kutim yang tergabung dalam LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) STAIS Kutim untuk mewujudkan sebuah gagasan menjadi nyata.Kerja keras yg telah mereka rintis selama 9 bulan lamanya kini menampakkan hasil dengan terbitnya majalah Gazeboo.

Mimpi untuk bisa mempunyai majalah sendiri sebenarnya telah tertanam kuat semenjak pelatihan jurnalistik tingkat mahasiswa selesai digelar pada akhir tahun 2009. namun apa lacur, para mahasiswa terombang-ambing oleh konstalasi politik internal kampus, hingga mereka harus puasa cetak selama 9 bulan lamanya. Majalah Gazeboo sendiri pada akhirnya menjadi oase di gurun pasir, yang menyejukkan rasa haus mereka.

Pemilihan nama “Gazeboo” sebagai nama majalah Mahasiswa STAIS Kutim, bukan kemudian lepas dari kritik. dari sekian banyak usulan nama mulai dari al-fikra, Sukma, Makam dan lain nama yang diusulkan, nama Gazeboo dinilai paling representatif dan mewakili sejarah pendirian majalah ini. bagaimana tidak, majalah Gazeboo adalah sebuah anggitan yang terlontar dari komunitas ilmiah yang ada di STAIS Kutim, dimana mereka selalu menjadikan sanggar baca Gazeboo sebagai pusat kajiannya. pun Di Sanggar baca Gazeboo persoalan pelik internal kampus selalu dapat diselesaikan.

Tanggal 7 April 2010 komunitas peduli STAIS Kutim berkumpul di sanggar baca Gazeboo dalam rangka menyepakati bahwa “majalah harus terbit”. sikap ini diambil untuk menepis tudingan bahwa Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa yang telah digelar tahun 2009 dan diharapkan mampu menumbuh bangunkan kemampuan jurnalistik mahasiswa STAIS kurang tepat sasaran. di hari itu, sikap komunitas peduli STAIS Kutim juga mengukuhkan bahwa akar tunggang persoalan tidak segera terbitnya majalah kampus STAIS sebenarnya ada pada ketidaksatuan sikap para pengelola kebijakan di kampus. Oleh karen itu, dimotori Bapak Puket III Hariyono, M.Si, Kajur STAIS Imam Hanafie, MA, Sekjur Khusnusl Wardan, M.Pd dan Mustatho’, M.Pd.I bersama para pengurus LPM dan BEM STAIS Kutim menyepakati satu kata “mari terbitkan majalah Gazeboo”.

Istilah Gazeboo sendiri dalam kamus Wikipedia disebutkan dengan arti “struktur Paviliun yang kadang-kadang bersegi delapan, biasanya terdapat di Taman, kebun atau di area publik yang luas”. Dari akar kata inilah diambil penamaan majalah Gazeboo untuk majalah Mahasiswa STAIS Kutim. “Keberadaan majalah Gazeboo ditujukan sebagaimana fungsi Gazeboo itu sendiri yakni sebagai wahana kreatifitas mahasiswa dalam menuangkan semua gagasan dan kemampuan ilmiah mereka. Nama Gazeboo untuk majalah ini sekaligus agar pemanfaatannya bisa menyentuh kalangan luas tidak hanya mahasiswa STAIS Kutim tetapi seluruh masayarakat Kutai Timur, Kalimantan Timur bahkan di Indonesia”. Ujar Ketua Jurusan Tarbiyah, Imam Hanafie, berapi-api.

Sejak 3 bulan kesepakatan itu tertoreh di sanggar baca Gazeboo, kini Juni 2010 Majalah Mahasiswa Gazeboo STAIS Kutai Timur pun segera dapat dinikmati terbitan perdananya. Selamat menikmati dan tunggu tanggal lauching resminya. (Malam di pojok Gazeboo; 7/6)

Mustatho’ (tatok.m@gmail.com)

http://www.staiskutim.ac.id /http://www.mustathok.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) PSIKOLOGI PENDIDIKAN

SOAL UTS Ushul Fiqih