Angkutan Umum Bebas Patok Tarif

Berikut adalah data penulis di Indo Pos (Jawa Posnya DKI Jakarta)
Indo Pos, Kolom Jakarta Raya
Jawa Pos Groups (Daerah DKI Jakarta)
Senin, 26 Mei 2008,

Angkutan Umum Bebas Patok Tarif
Naik Sepihak Tak Akan Ditindak

PEMPROV DKI Jakarta tak bisa berbuat banyak menyikapi banyaknya angkutan umum yang menaikkan tarif sepihak. Penyebabnya, hingga kemarin belum ada keputusan resmi tarif batas atas dan batas bawah dari pemerintah pusat untuk diterapkan bagi kendaraan umum. Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Nurachman, naiknya sejumlah tarif angkutan umum di Jakarta secara sepihak memang disayangkan. Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak lantaran para sopir juga harus menyesuaikan harga BBM. Sangat tidak mungkin tarif tidak dinaikkan sementara BBM sudah naik.
"Kalau kami larang nanti mereka tidak operasi. Masyarakat juga nanti yang rugi," ungkapnya usai mengikuti pembukaan festival Jakarta Sport di silang Monas kemarin. Dishub, kata dia, baru bisa bertindak ketika tarif resmi batas atas dan batas bawah sudah ditetapkan. Jika masih ada angkutan umum yang mematok tarif di atas ketentuan akan ditindak. Sehingga, seluruh angkutan umum yang sudah terlanjur menaikkan tarif antara 50 persen hingga 100 persen, setelah tarif resmi keluar harus menyesuaikan. Berapa tarif kelebihan yang dipatok harus diturunkan tidak boleh melebihi batas atas. "Kami maklumi itu karena sekarang ini masa transisi," terangnya. Lalu kapan tarif resmi ditetapkan? Nurachman mengaku masih membutuhkan waktu lama. Setelah ketentuan tarif dikeluarkan pemerintah pusat, Pemprov DKI masih harus meminta persetujuan dari DPRD terkait harga yang sesuai untuk Jakarta. Setelah kalangan dewan sepakat, tarif angkutan umum untuk DKI baru bisa ditetapkan. "Selama proses itu kan harus ada surat menyurat. Ini juga butuh waktu," katanya. Sebelum ada tarif resmi, Pemprov DKI tetap mengimbau seluruh pelaku angkutan umum untuk tidak memanfaatkan situasi dalam mencari keuntungan yang bisa merugikan. Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, harga BBM memang telah naik. Sejumlah pelaku usaha perlu melakukan penyesuaian. Hal itu bisa dimaklumi mengingat dampak kenaikan BBM harus ditopang secara bersama-sama. "Jangan aji mumpung. mumpung naik, lalu seenaknya menaikkan sesuatu," katanya. Sektor angkutan umum tersebut tidak diberi dispensasi lantaran jumlahnya yang cukup banyak. Pemprov sudah memberikan subsidi untuk angkutan masal busway. Pemberian diskon BBM untuk angkutan umum akan diatur pemerintah pusat melalui smart card. Berbeda dengan angkutan darat, untuk angkutan kereta api belum dilakukan menaikkan tarif lantaran belum ada pengumuman dari pemerintah. Di tempat terpisah, Kahumas Daops I Jabotabek Akhmad Sujadi menyatakan, pihaknya masih memantau sambil menghitung segala kemungkinan kenaikan tarif untuk kelas bisnis dan eksekutif. Untuk kelas ekonomi, pihaknya memastikan tidak akan ada kenaikan. "Nanti setelah ada kabar dari pemerintah, kami baru melakukan penyesuaian," terangnya. Untuk tarif KA di kawasan Jabotabek saat in, kelas ekonomi Rp 2.500, bisnis Rp 6000, eksekutif Rp 12 ribu. Untuk angkutan darat, kenaikan tarif sudah tidak beraturan sejak harga BBM ditetapkan naik Jumat lalu pukul 00.00. Kenaikan itu membuat para penumpang sangat resah. Sebab, sopir mematok harga sesuai keinginannya sendiri. Seperti angkutan kota D 01 jurusan Ciputat-Kebayoran Lama. Dari tarif biasanya Rp 2.500, saat ini dipatok Rp 5.000. "Tadi gue kasih Rp 3000, tapi katanya kurang dan minta Rp 5000," ungkap Mustatho, warga Ciputat yang mengaku bepergian ke Pasar Kebayoran Lama.Sedangkan untuk angkot D 02 jurusan Ciputat-Pondok Labu, dari tarif semula Rp 3000, dinaikkan menjadi Rp 5000. Hal yang sama juga terjadi pada Patas 76. Dari Ciputat hingga Merdeka Selatan yang biasanya dipatok Rp 5000, saat ini dinaikkan hingga Rp 7000. "Kalau seperti ini, sopir jadi seenaknya. Pemerintah harus tegas. Kalau naik ya naik tapi ada kepastian," aku Mustaqim, karyawan swasta yang bekerja di kawasan Merdeka Selatan kecewa. (aak)

Sumber dari Jawa Pos Online www2.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=343466 - 18k. pada Halaman tembolok

Comments

samsulbahri said…
Kawan, Saya tersenyum begitu membaca bagian akhir tulisan ini. Ada komentar kawan yang dijadikan berita di Jawa Pos. Saya tau ini kerjaan siapa. Saya lihat indeks nama penulis di bawahnya. he.he.he. Yang lucu lagi, Lu ngomongnya pake bahasa jakarte lage..!
Mustatho said…
begitu juga sebaliknya kawan, ak malah keheranan, kapan ak menjadi responden.
setelah aku ingat itu adalah kejadian yang ak ceritakan ke dia waktu ak main kerumah Roby, bahwa tanpa ijin Organda angkot telah menaikkan tarifnya
Ibnul A'robi said…
Pak sam, aq baru baca komentarnya. Ketawa kecil aja sih. Jangan gitu dong. Aspirasi warga kan harus disampaikan. Pak mustatho kan sudah jadi warga jakarte, masak pake bahasa suroboyoan kan ga enak. Tar orang betawi bilang, pake bahasa apaan tuh. Da bahasa planet di sini. Kata2 itu sering aq dengar di sini. Tapi kayaknya janggal banget ya, aq juga ga sadar waktu nulisnya, soale keburu deadline, he...2

Popular posts from this blog

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) PSIKOLOGI PENDIDIKAN

SOAL UTS Ushul Fiqih