Posts

PROBLEM BLT YANG TIDAK KUNJUNG USAI

Image
Pada awal kemunculannya, program BLT marak jadi sorotan para ahli, penolakan dan aksi turun jalan dari aktivis anti komodifikasi kemiskinan pun marak. Namun bagi pemerintaha, alih-alih mempertimbangkan usulan para ahli dan melihat alasan para demostran menolak program BLT ini dengan turun jalan, pemerintah justru berbangga hati dengan menggelontorkan program BLT dengan cepatnya –tanpa pertimbangan akademis terlebih dulu, dan hanya berdasar pada data BLT tahun 2005. Pemerintah Pusat melalui kantor pos yang ditunjuk di tiap daerah kabupaten dan kecamatan, mulai mengalirkan dana Bantuan Langsung Tunai ini. Fakta lapangan tentang ketidakmerataan pembagian dan banyaknya salah sasaran tetap saja didalih oleh pemerintah sebagai hal yang wajar dan dianggap sangat manusiawi. Topangan rapuh penerapan BLT yang telah diwanti-wantikan oleh banyak ahli dan kalangan ekonom, kemudian terbaru melalui kajian LIPI tentang program BLT membuktikan bahwa argumentasi pemerintah dengan program BLT yang di

POTENSI EKONOMI KAUM MISKIN DAN PEMBERDAYAANNYA

Image
Gambar.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin “Yang kami butuhkan adalah makan terlepas siapa yang memimpin Negara ini” (sebuah wawancara dengan pengemis di Pinggiran kota Surabaya , menjelang pemilu 2004). Ucapan di atas keluar dari mulut salah seorang pengemis (kaum pinggiran) Surabaya , menjelang pemilu 2004. Tak pelak, sebuah gamparan terhadap pemerintahan terpampang di sini, masyarakat telah kehilangan minat untuk terlibat ‘bermain-main’, terlebih mempercayakan harapan mereka kepada pemerintahan Indonesia saat ini. Apatisme public, utamanya kaum pinggiran (pengemis dan tuna wisma) telah mencuat ke dalam sebentuk keberanian untuk bersikap, anti-politik. Mereka menyuarakan ketidakpedulian terhadap kemajuan dan proses yang sedang terjadi di Negara ini, karena memang pemerintahan selalu tidak berpihak kepada mereka. Bahkan kesadaran mereka telah terbentuk, bahwa merekalah yang menghidupi para politisi Nega

“POLITIK IDENTITAS: AGAMA, ETNISITAS, DAN RUANG/SPACE DALAM DINAMIKA POLITIK LOKAL DI INDONESIA DAN ASIA TENGGARA”,

JADWAL ACARA SI KE Sembilan tanggal 15 – 17 Juli 2008 di Kampoeng Percik - Salatiga. Dinamika Politik Lokal di Indonesia, “Politik Identitas: Agama, Etnisitas, dan Ruang/ Space dalam Dinamika Politik Lokal di Indonesia dan Asia Tenggara Selasa, 15 Juli 2008 (hari pertama) : .11.00 – 13.00 : Registrasi & Makan Siang · 13:00 – 14:00: Pembukaan (1 ) Kutut Suwondo, Panitia Pengarah Seminar Internasional ke sembilan (2) Pradjarta Ds, Direktur Percik. Keynote Speaker 1). Yudi Latif, Paramadina Jakarta (2. Gerry Van Klinken, KITLV Leiden., “Decolonization and the making of middle Indonesia ” Moderator: Budi Lazarusli Topik I. Politik Identitas: Wacana dan Makna Politik Identitas pada aras Lokal, Nasional, Regional, dan Global . 14.00 - 17.00 : s esi 1 a dan sesi 1 b (masing-masing lima makalah) Sesi 1 a – Moderator: Purwo Santoso Sesi 1 b - Moderator : Joe Fernandez (1) Y. Argo Triwikromo ”Pergulatan Elit di tingkat Lokal dalam Manipulasi Makna dan Tanda” Ben Senang Galus ”Mempe

Antara Amerika dan Zionisme

Image
SUARA PEMBARUAN DAILY, Minggu 06-07-2008 Antara Amerika dan Zionisme Judul : The Power of Israel in USA, Zionis Mencengkeram Amerika dan Dunia Penulis : Prof James Petras Penerbit :Zahra Publishing House Tahun: Januari, 2008 Tebal: 336 hlm Albert Einstein, fisikawan terbesar abad 20, ahli filsafat Martin Buber, dan Prof Judah L Magnes Guru Besar Universitas Hebrew Jerusalem, mereka adalah orang Yahudi. Tetapi, apakah mereka mendukung atau minimal menyetujui adanya gerakan Zionisme? Tidak, alih-alih menyetujui, mereka bahkan menolak keras keberadaan paham Zionisme ini. Para ilmuan ini berpandangan bahwa keberadaan Zionisme yang menghendaki pendirian Negara Israel di Palestina akan mengakibatkan terjadinya pertikaian dengan penduduk asli yang telah bertempat tinggal dan bekerja di sana semenjak berabad-abad. Zionisme juga akan banyak merugikan kaum Yahudi sendiri, yakni kecurigaan terhadap kaum Yahudi sebagai pemilik kesetiaan ganda dan kewarganegaraan rangkap. Menurut Robert

GAIRAH PUNCAK SEORANG PSIKOPAT

Image
Judul Buku : The Missing, Psikopat Pemuja Wanita Penulis: Chris Mooney Penerbit: Dastan Books Tahun : Mei 2008 Tebal Buku: 500 halaman Peresensi: Mustatho' Dimuat di Koran Jakarta, Jum'at 04 Juli 2008 Tiga wanita remaja, Darby Alexandra McCormick, Melanie de Cruz dan Stacey Stephen, sore menjelang senja, memilih hutan sepi di belakang ruas jalan Rute 86 East Dunstbable sebagai tempat mencari kebebasan dari aturan rumah dan sekolah. Bir-bir dalam kaleng dan sebungkus rokok yang menemani pesta pun belum sampai menyentakkan nadir kepuasan mereka, ketika di tengah hutan, sayup terdengar tangis isak seorang perempuan. Di tengah keremangan senja, yang tampak oleh Darby adalah seorang perempuan berwajah tirus, merah kehitaman, matanya lebar, dan jari-jari yang bersusah payah mencakar tali yang mengikat lehernya. Ada apa gerangan? Darby yang dulu adalah gadis remaja bermental baja, kini lunglai dan tidak sempat berpikir bahwa peristiwa di hutan itu kini menyeretnya ke dalam bahaya. D

PERJALANAN HIDUP MUSTATHO’

Image
Masa Kecil (Mulai Berjalan) Tulisan pertama dari sejarah Panjang Kehidupan saya Telah aku hitung, dengan hitungan manusia, usiaku kini tepat 28 tahun pada tanggal 24 Mei 2008 yang lalu. Ak dilahirkan dengan normal pada malam menjelang Isya’ hari Ahad Legi malam Senin Kliwon dari seorang keluraga yang begitu mendambakan lahirnya seorang anak lelaki. Semua keluargaku mengharap demikan, kakak-kakak Perempuanku semuanya mengharap demikian. Terlebih Ayah, dan Ibuku. Ayah memulai usia 4 bulan kehamilan Ibu dengan berbagi empati, walaupun yang berjuang gigih membawa calon bayi (aku) adalah Ibu, Ayah pun turut berjuang dengan “lelaku” dan Riyadlah. 4 hari menjelang kelahiranku dada Ayah terserang keanehan yang belum pernah dialaminya, dadanya terasa sesak dan pilu. Tanda ini disikapi ayah dengan bijak, bahwa mungkin jelas baginya yang terlahir nanti adalah seorang bayi yang selama ini dinanti-natinya. Bahwa aku 5 bersaudara, dan hanya aku yang satu-satunya laki-laki nanti akan diterangkan seca

Angkutan Umum Bebas Patok Tarif

Image
Berikut adalah data penulis di Indo Pos (Jawa Posnya DKI Jakarta) Indo Pos, Kolom Jakarta Raya Jawa Pos Groups (Daerah DKI Jakarta) Senin, 26 Mei 2008, Angkutan Umum Bebas Patok Tarif Naik Sepihak Tak Akan Ditindak PEMPROV DKI Jakarta tak bisa berbuat banyak menyikapi banyaknya angkutan umum yang menaikkan tarif sepihak. Penyebabnya, hingga kemarin belum ada keputusan resmi tarif batas atas dan batas bawah dari pemerintah pusat untuk diterapkan bagi kendaraan umum. Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Nurachman, naiknya sejumlah tarif angkutan umum di Jakarta secara sepihak memang disayangkan. Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak lantaran para sopir juga harus menye

MENGUARAI BENANG KUSUT PENDIDIKAN DI INDONESIA

Image
(Duta Masyarakat, kamis 12 Juli 2007) Gambaran betapa pentingnya pendidikan bagi sebuah bangsa telah digambarkan dengan apik oleh kaisar Jepang ketika perang dunia II terjadi. Jepang yang waktu itu mengalami kekalahan total dengan dihancurkannya Herisimo dan Nagasaki oleh sekutu dengan bom atumnya. Kaisar jepang pada waktu itu tidak mengeluhkan berapa kekalahan yang dialami oleh tentara mereka, ataupun menanyakan berapa tentara yang tersisa, namun justru kaisar Jepang menanyakan berapa guru Jepang yang masih ada. Sebuah gambaran pemahaman yang mendalam akan arti penting pendidikan untuk kemajuan bangsa. Bagaimana dengan Indonesia? Diakui atau tidak, potret pendidikan kita masih terlihat buram dan memprihatinkan. Sebenarnya, ada apa dengan pendidikan kita? Apakah anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap pembangunan pendidikan kita? UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 29 menyebutkan: “Dana pendidikan

Pendidikan Tanpa Pemerintah

Image
Berikut ini Sebuah Opini Tanggapan Atas Tulisan saya di Duta Masyarakat “Mengurai Benang Kusut Pendidikan di Indonesia” (Duta Masyarakat, kamis 12 Juli 2007) Pendidikan Tanpa Pemerintah 5 June, 2008 · Disimpan pada komunitas , pendidikan Kalau kita pembaca seolah “pemerintah” memang harus menjadi “Kambing Hitam” terhadap realitas pendidikan Indonesia yang terjadi selama ini. Apalagi menyangkut masalah biaya dan anggaran pendidikan yang begitu minim. Harus diakui memang, bahwa penyelenggaraan pendidikan memang memerlukan biaya. Tidak ada bedanya antara pendidikan yang bermutu atau tidak. Bahkan, biaya penyelenggaraan pendidikan yang tidak bermutu justru akan lebih mahal ketimbang pendidikan yang bermutu, dikarenakan banyaknya kegiatan yang harus diurus. Oleh sebab itu, sehingga banyak anak-anak yang tidak bisa menikmati pendidikan lantaran biaya pendidikan (sekolah) yang begitu mahal. Menanggapi tulisan Saudara Mustatho ’, Kandidat Magister Pendidikan Islam di IAIN Sunan Ampel Surabaya: