Posts

PARADOKS RAMADHAN

Image
Duta Masyarakat Senin, 22 September 2008 Mustatho' Apa yang tidak ada dalam bulan Ramdhan?. Semua umat Islam merasakannya, bahwa Ramadhan memang bulan special. Ia ada di mana-mana; jalan-jalan, perkantoran, toko, bahkan sampai di pasar-pasar tradisional. Nuansa Ramadhan seakan tidak mensisakan ruang kosong sedikitpun bagi tandingan budaya selainnya, hiburan malam diliburkan, salon pijat dan ‘remang-remang’ disterilkan, penggerebekan menjadi keharusan. Acara-acarapun marak dibikin sebagai simbolisasi keterlibatan langsung secara emosional pada bulan yang penuh berkah ini. Ramadhan akhirnya menjadi komoditas yang sangat laku diperjual-belikan. Tidak hanya oleh kalangan umat Islam, tradisi Ramadhan di Indonesia adalah milik semua orang –entah ia Islam ataupun tidak. TV mengeruk berkah dengan film, sinetron dan sekian banyak acara yang khusus hanya tayang ketika bulan ini datang, para musisi ramai ramai menjajakan verbalitas religius. Pun par

MEWISUDAPURNAKAN JIWA MANUSIA

Image
Mustatho’ Prespektif ilmu apapun, juga agama manapun, manusia ditempatkan sebagai makhluk yang paling muliya dan utama. Hanya manusialah yang memiliki potensi kesempurnaan. Manusia sempurna menjadi perwujudan ilahi di dunia ini. Disaat kondisi kemasyarakatan begitu memprihatinkan seperti saat ini, manusia dihadapkan pada posisi tepat untuk menjadi diri mereka seutuhnya yang mampu secara konsekuesional menanggung peran sebagai perwakilan Allah di dunia ini ( khalifatullah fi al-Ardl) . Untuk itulah manusia perlu mengembangkan diri sejalan dengan peran yang embannya. Salah satu jalannya dapat diraih dengan mensucikan jiwa ketuhanan yang dimiliki manusia. Untuk mengembangkan diri, terlebih dahulu harus dipahami siapa entitas manusia itu sebenarnya. Dalam prespektif ilmu tasawuf (sufitik), diri manusia memiliki tiga penopang utama, yakni al-Basyar , al-Nafs dan al-Ruh . Manusia sebagai al-Basyar adalah wujud manusia yang terdiri dari gumpalan daging dan susunan tula

PEMUDA DAN PERALIHAN KEKUASAAN

Image
Mustatho' Pemilu 2009 didepan mata, hingar kepentingan politikpun terserak ke mana-mana. Apa yang tidak bisa dilakukan demi meraih obsesi tertinggi dalam politik ini? Semua sah dan ‘halal’ di lakukan. Sebagaimana kaedah fikih maalaa yatiim al-Wajib illa bihi fahuwa Waajib (apapun yang dapat menyempurnakan kewajiban maka ia-pun berarti wajib dilakukan). Konsepsi teologis inilah yang kemudian melatari paradigma mainstream politikus kita, calon pemimpin dan partai politik di Indonesia, bahwa mensejahterakan bangsa, mengentaskan kemiskinan, dan pada akhirnya membangun peradaban bangsa Indonesia adalah urusan kuasa dan kepemimpinan politik yang hanya bisa diwujudkan jika mereka menjadi RI 1 (presiden). Tak pelak, para tokoh mudapun bermunculan untuk merebutkannya. Kemunculan kontestan-kontestan baru ini melahirkan perang strategi yang lebih bervarian. Namun di tengah kreatifitas strategi meraih simpati ini, yang perlu diprihatinkan pada akhirnya adalah, kompetensi yang cenderung tid

MENCERMATI PENYELENGGARAAN MANAGEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Image
Kolom Guru Oleh Mustatho’ Penyakit patologi birokrasi yang terus menjangkiti dunia pendidikan di Indonesia mengakibatkan pendidikan tidak menemukan formulasi manajemen yang tepat dan relevan di tengah-tengah rendahnya kualitas dan mutu pendidikan Indoneasia. Terbukti berbagai upaya inovasi dan perbaikan sistem serta manajemen pendidikan mulai dari desentralisasi pendidikan, otonomi sekolah, hingga manajemen berbasis sekolah (MBS) yang telah digagas pemerintah sampai saat ini ternyata tidak mampu mendongkrak mutu pendidikan nasional. Akhirnya yang terjadi daya saing output pendidikan kita tergolong lemah dibandingkan dengan negara-negara lain. Kualitas pendidikan di Indonesia menempati urutan ke 33 dalam daftar kualifikasi pendidikan di dunia. Isu rendahnya kualitas pendidikan ini kemudian melebar pada ranah subtansial, yakni ketidakmerataan mutu pendidikan yang ada, antara sekolah kota, desa, negeri-swasta bahkan lebih lebar ada distingsi yang sangat kentara antara sekolah umum dan se

MEMAKNAI BUDAYA RAMADHAN

Image
Mustatho’ Jauh-jauh hari sebelum bulan suci Ramadhan 1429 H ini datang, ‘aroma’nya dapat diprediksikan melebihi bulan suci Ramadhan tahun lalu. Apa pasal, bulan Ramadhan kali ini memang spesial, tidak hanya bagi kalangan elit politik –yang bisa memanfaatkan momentumnya untuk kepentingan Pemilu 2009, tetapi juga bagi kalangan yang berprofesi sebagai guru, dengan dikeluarkannya Inpres tanggal 13 Agustus 2008 tentang pemenuhan 20 % anggaran pendidikan dari APBN, yang berimbas pada kenaikan gaji mereka. Lebih spesial lagi makna puasa kali ini tentunya bagi trio bomber Bali , Amrozi cs yang mendapatkan penundaan hukuman matinya. Terlepas dari apapun moment yang menyertai kedatangan bulan suci Ramadhan kali ini, secara intrinsic bulan suci Ramadhan adalah special dalam dirinya sendiri, dengan ataupun tanpa sesuatu –apapun itu, yang mengirinya. Bulan suci Ramadhan adalah syahrun mubarak (bulan yang

ISLAM ARAB DAN GERAKAN TRANSNASIONAL WAHABI

Image
Judul Buku : Wahabisme: Sebuah Tinjauan Kritis Penulis : Hamid Algar Penerbit : Paramadina Jakarta Cetakan : I, 2008 Tebal Buku : 154 halaman Peresensi : Mustatho Sebelum paham modernisme membawa kesadaran nation-state ke dunia Islam, Islam adalah ikatan komunal yang tak terpilahkan. Konsep ummat wahidah menggariskan persatuan di manapun seorang muslim berada. Konsepsi ‘satu ummat’ menafikan ruang dan waktu sebagai jarak pemisahnya. Sistem pemerintahan Islam khilafah memperkukuh gambaran ketiadaannya batas kenegaraan ini. Karena semua negara adalah bagian dari negara Islam yang mengakui ketertundukan pada satu amir (khalifah) sebagai puncak kepemimpinan kenegaraan dalam Islam. Kekhalifahan terakhir runtuh pada awal abad ke-18 di Turki. Keruntuhan khilafah terakhir ini sekaligus menandai kemunduran Islam. Pada tahun 1744 M di Arabia Tengah, seorang yang bernama Muhammad ibn Abd al-Wahab dengan sokongan keluarga kerajaan Su'ud, Emir setempat dari Dar

PESAN DAMAI DARI AGAMA

Image
Mustatho Alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Opini Agama Dimuat di Media Indonesia, Jumat, 22 Agustus 2008 Apakah sebenarnya peran agama di dunia ini? Apapula kontribusi positif bagi kemanusiaan?. Tampaknya pertanyaan semacam ini dalam filsafat agama belum terjawab secara tuntas. Karena kenyataanya secara operasional, manusia sebagai pemeluk agama, justru terjatuh pada jargon-jargon luaran yang diidentifikasi sebagai agama, sekaligus merebutkan perlambang kebenaran agama ini. Agama kemudian menjadi hal-hal yang harus dibenarkan secara simbolik dan menjatuhkannya ke dalam pergumulan dengan tindakan-tindakan frontalnya. Tak pelak orang justru ngeri, ketika berbicara makna agama dan menghindari debat tentang kebenaran agama. Pertanyaannya kemudian adalah kemanakah agama yang dulu merupakan tempat berteduh terakhir bagi kenestapaan manusia dan tempat menyandarkan kerinduan pada perdamaian ini? Tak dapat dipungkiri, salah satu fungsi agama adalah sistem atu

DEMISTIFIKASI CINCIN SULAIMAN

Image
Resensi Judul Buku : Sang Raja Jin, Menyingkap Rahasia Cincin Nabi Sulaiman Penulis : Irving Karchmar Penerjemah : Tri Wibiwo BS Penerbit : Kayla Pustaka, Jakarta Cetakan : I Februari 2008 Tebal : 295 halaman Setiap manusia berjalan menuju kesempurnaan (Musyawarah Burung, Fariduddin Attar) Dalam sejarah kehidupan manusia, banyak folklore (cerita rakyat) dan cerita-cerita keagamaan yang dapat ditemukan menggantung, menghiasi dan membentuk pola pikir masyarakat penganutnya. Cerita-cerita ini kemudian turun temurun diiyakan tanpa ada usaha verifikasi. Yang parah adalah, kemudian cerita ini –yang tidak sedikit berasal dari sejarah manusia juga, kemudian melegenda dan sangat sulit diverifikasi. Anehnya usaha verifikasinya pun semakin kabur dengan mistifikasi dan mitologi yang j

CIAO ITALIA!

Image
Review Buku CIAO ITALIA! Penulis : Gama Harjono Penerbit : Gagas Media Tahun Terbit : Pertama 2008 Tebal halaman : 300 halaman Harga : 46.000 Perjalanan Imaginer Mendampingi Gama Harjono di Italia Catatan Perjalanan memang asik disimak, membacanyapun seakan terhanyut dalam perjalanan serupa dengan penulisnya. Siapa yang bisa membayangkan, meskipun secara fisik yang berkeliling Italia adalah Gama Harjono (penulis buku Ciao Italia ini), namun jiwa dan visi imaginer kita menemani ke manapun penulis menyinggahi disetiap sudut kota Italia. Tak salah jika kemudian catatan perjalan ditempatkan sebagai genre tertua dalam penulisan sastra. Karena memang setiap pembaca bisa andil melihat dan merasakan langsung setiap keindahan dan nilai unik yang diceritakan penulis melalui informasi naratif nan emosionalnya. Buku ini di awali dengan perjalan panjang (proses berliku) yang harus dilalui Harjono dengan visinya yang jelas-jelas memilih Italia sebagai tempat persinggahan studi

MEMBURU CASANOVA sang PEMBUNUH

Image
Resensi Dimuat Media Indonesia, 09 Augustus 2008 Judul Buku : Killing Her Softly Pengarang : Beverly Barton Penerbit: Dastan Books Tahun Terbit : I, Juni 2008 Tebal Buku : 600 halaman. Lulu Vanderley, gadis cantik, periang dan berasal dari keluarga kaya dari Mississipi ditemukan tewas di kamarnya. Sangat sedikit bukti yang dapat mengarahkan kematiannya sebagai kasus pembunuhan. Kematian Lulu sealami kematian biasa; gagal pernafasan. Bagaimana mungkin Lulu bisa dibunuh? Tidak ada seorangpun yang tidak mencintainya. Lulu Venderley adalah gadis yang menyenangkan, sahabat yang asyik dan ceria. Dalam diri Lulu yang ia kenal, tidak pernah ada sedikitpun niatan untuk sengaja menyakiti orang lain, kecuali jika kebebasan jiwa yang dimiliki Lulu untuk menjalani hidup sebebas-bebasnya dan menikmati semua kesenangan yang ada di