Posts

Antara Amerika dan Zionisme

Image
SUARA PEMBARUAN DAILY, Minggu 06-07-2008 Antara Amerika dan Zionisme Judul : The Power of Israel in USA, Zionis Mencengkeram Amerika dan Dunia Penulis : Prof James Petras Penerbit :Zahra Publishing House Tahun: Januari, 2008 Tebal: 336 hlm Albert Einstein, fisikawan terbesar abad 20, ahli filsafat Martin Buber, dan Prof Judah L Magnes Guru Besar Universitas Hebrew Jerusalem, mereka adalah orang Yahudi. Tetapi, apakah mereka mendukung atau minimal menyetujui adanya gerakan Zionisme? Tidak, alih-alih menyetujui, mereka bahkan menolak keras keberadaan paham Zionisme ini. Para ilmuan ini berpandangan bahwa keberadaan Zionisme yang menghendaki pendirian Negara Israel di Palestina akan mengakibatkan terjadinya pertikaian dengan penduduk asli yang telah bertempat tinggal dan bekerja di sana semenjak berabad-abad. Zionisme juga akan banyak merugikan kaum Yahudi sendiri, yakni kecurigaan terhadap kaum Yahudi sebagai pemilik kesetiaan ganda dan kewarganegaraan rangkap. Menurut Robert

GAIRAH PUNCAK SEORANG PSIKOPAT

Image
Judul Buku : The Missing, Psikopat Pemuja Wanita Penulis: Chris Mooney Penerbit: Dastan Books Tahun : Mei 2008 Tebal Buku: 500 halaman Peresensi: Mustatho' Dimuat di Koran Jakarta, Jum'at 04 Juli 2008 Tiga wanita remaja, Darby Alexandra McCormick, Melanie de Cruz dan Stacey Stephen, sore menjelang senja, memilih hutan sepi di belakang ruas jalan Rute 86 East Dunstbable sebagai tempat mencari kebebasan dari aturan rumah dan sekolah. Bir-bir dalam kaleng dan sebungkus rokok yang menemani pesta pun belum sampai menyentakkan nadir kepuasan mereka, ketika di tengah hutan, sayup terdengar tangis isak seorang perempuan. Di tengah keremangan senja, yang tampak oleh Darby adalah seorang perempuan berwajah tirus, merah kehitaman, matanya lebar, dan jari-jari yang bersusah payah mencakar tali yang mengikat lehernya. Ada apa gerangan? Darby yang dulu adalah gadis remaja bermental baja, kini lunglai dan tidak sempat berpikir bahwa peristiwa di hutan itu kini menyeretnya ke dalam bahaya. D

PERJALANAN HIDUP MUSTATHO’

Image
Masa Kecil (Mulai Berjalan) Tulisan pertama dari sejarah Panjang Kehidupan saya Telah aku hitung, dengan hitungan manusia, usiaku kini tepat 28 tahun pada tanggal 24 Mei 2008 yang lalu. Ak dilahirkan dengan normal pada malam menjelang Isya’ hari Ahad Legi malam Senin Kliwon dari seorang keluraga yang begitu mendambakan lahirnya seorang anak lelaki. Semua keluargaku mengharap demikan, kakak-kakak Perempuanku semuanya mengharap demikian. Terlebih Ayah, dan Ibuku. Ayah memulai usia 4 bulan kehamilan Ibu dengan berbagi empati, walaupun yang berjuang gigih membawa calon bayi (aku) adalah Ibu, Ayah pun turut berjuang dengan “lelaku” dan Riyadlah. 4 hari menjelang kelahiranku dada Ayah terserang keanehan yang belum pernah dialaminya, dadanya terasa sesak dan pilu. Tanda ini disikapi ayah dengan bijak, bahwa mungkin jelas baginya yang terlahir nanti adalah seorang bayi yang selama ini dinanti-natinya. Bahwa aku 5 bersaudara, dan hanya aku yang satu-satunya laki-laki nanti akan diterangkan seca

Angkutan Umum Bebas Patok Tarif

Image
Berikut adalah data penulis di Indo Pos (Jawa Posnya DKI Jakarta) Indo Pos, Kolom Jakarta Raya Jawa Pos Groups (Daerah DKI Jakarta) Senin, 26 Mei 2008, Angkutan Umum Bebas Patok Tarif Naik Sepihak Tak Akan Ditindak PEMPROV DKI Jakarta tak bisa berbuat banyak menyikapi banyaknya angkutan umum yang menaikkan tarif sepihak. Penyebabnya, hingga kemarin belum ada keputusan resmi tarif batas atas dan batas bawah dari pemerintah pusat untuk diterapkan bagi kendaraan umum. Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Nurachman, naiknya sejumlah tarif angkutan umum di Jakarta secara sepihak memang disayangkan. Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak lantaran para sopir juga harus menye

MENGUARAI BENANG KUSUT PENDIDIKAN DI INDONESIA

Image
(Duta Masyarakat, kamis 12 Juli 2007) Gambaran betapa pentingnya pendidikan bagi sebuah bangsa telah digambarkan dengan apik oleh kaisar Jepang ketika perang dunia II terjadi. Jepang yang waktu itu mengalami kekalahan total dengan dihancurkannya Herisimo dan Nagasaki oleh sekutu dengan bom atumnya. Kaisar jepang pada waktu itu tidak mengeluhkan berapa kekalahan yang dialami oleh tentara mereka, ataupun menanyakan berapa tentara yang tersisa, namun justru kaisar Jepang menanyakan berapa guru Jepang yang masih ada. Sebuah gambaran pemahaman yang mendalam akan arti penting pendidikan untuk kemajuan bangsa. Bagaimana dengan Indonesia? Diakui atau tidak, potret pendidikan kita masih terlihat buram dan memprihatinkan. Sebenarnya, ada apa dengan pendidikan kita? Apakah anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap pembangunan pendidikan kita? UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 29 menyebutkan: “Dana pendidikan

Pendidikan Tanpa Pemerintah

Image
Berikut ini Sebuah Opini Tanggapan Atas Tulisan saya di Duta Masyarakat “Mengurai Benang Kusut Pendidikan di Indonesia” (Duta Masyarakat, kamis 12 Juli 2007) Pendidikan Tanpa Pemerintah 5 June, 2008 · Disimpan pada komunitas , pendidikan Kalau kita pembaca seolah “pemerintah” memang harus menjadi “Kambing Hitam” terhadap realitas pendidikan Indonesia yang terjadi selama ini. Apalagi menyangkut masalah biaya dan anggaran pendidikan yang begitu minim. Harus diakui memang, bahwa penyelenggaraan pendidikan memang memerlukan biaya. Tidak ada bedanya antara pendidikan yang bermutu atau tidak. Bahkan, biaya penyelenggaraan pendidikan yang tidak bermutu justru akan lebih mahal ketimbang pendidikan yang bermutu, dikarenakan banyaknya kegiatan yang harus diurus. Oleh sebab itu, sehingga banyak anak-anak yang tidak bisa menikmati pendidikan lantaran biaya pendidikan (sekolah) yang begitu mahal. Menanggapi tulisan Saudara Mustatho ’, Kandidat Magister Pendidikan Islam di IAIN Sunan Ampel Surabaya:

KOTAK KAYU RAHASIA KERAJAAN MONGOL

Image
Judul Buku: The Treasure of Genghis Khan Penulis: Clive Cussler dan Drick Clussler Penerbit: Dastan Books Tahun Terbit: 2008 Dimuat di Media Indonesia Sabtu, 14 Juni 2008 Sejarah penakhlukan selalu menyisakan peristiwa-peristiwa heroik. Napoleon Bonaparte, Salahuddin Al-Ayyubi, Adolf Hitler, dan seterusnya. Semuanya menyisakan romantisme perjuangan dan kegigihan yang patut dibanggakan. Penakhlukan sendiri mempunyai dua makna ekstim bagaikan dua sisi mata pisau yang sama-sama tajam. Dari satu sisi, penakhlukan adalah peristiwa heroisme yang tertinggi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk negaranya, disisi lain penakhlukan dapat dimaknai sebagai kebengisan oleh negara kepada Negara lain. Penakhlukan adalah sebuah seni, inilah yang dihadirkan dalam buku The Treasure of Genghis Khan karya Clive Cussler dan Drick Clussler ini. Seni sendiri mempunyai sisi keindahan yang berbeda dalam banyak kasus. Seni penakhlukan Napoleon akan berbeda strategi dari seni perangnya Hitler

PERGOLAKAN TRADISI IBU DI GRANADA

Image
Judul Buku : Granada Genosida Kebudayaan di Andalusia Pengarang : Radwa Ashour Penerbit: Buku Mutu Publishing Tahun Terbit : Mei 2008 Tebal Buku : 350 halaman GRANADA GENOSIDA KEBUDAYAAN DI ANDALUSIA posted in Koran Jakarta, 17 Juni 2008 Tradisi Islam yang dipeluk oleh masyarakat Granada seumpama jantung kehidupan sangatlah berarti, dijunjung hampir sepadan dengan agama yang mereka percayai kebenarannya. Ketika tradisi ini dipaksakan diganti dengan tradisi baru (Kristen-Castile), tidak sedikit masyarakat yang memilih meninggakan Granada untuk sekedar mencari kehidupan sesuai dengan tradisi mereka. Inilah yang terjadi, ketika pemaksaan dari tentara Castile diterapkan, deportasi besar-besaran terjadi dari kota Granada, khususnya dari kampung al-Baycin. Namun tidak demikian bagi Abu Ja’far dan keluarganya. Mereka lebih memilih tetap tinggal dan mempertahankan tanah leluhurnya meski dengan konsekuensi ditangkap ataupun dibunuh oleh penguasa Castile. Lalu bagaimana kemudian me

MENJEMBATANI AGAMA SEBAGAI ILMU

Image
MENJEMBATANI AGAMA SEBAGAI ILMU Opini Dimuat di Koran Jakarta, Jumat 30 Mei 2008 oleh Mustatok Banyak kalangan apriori terhadap agama, bahwa agama adalah unobservable, anti kritik dan menghambat kemajuan.Agama dikatakan sangat subjektif, tidak objektif dan tidak ilmiah. hingga kemudian muncullah pengucilan agama.Agama hanya ditempatkan sebagai dogma dan ortodoksi belaka.Agama kemudian dibedakan dengan dan dari jenis ilmu pengetahuan lainnya yang dinyana tampak objektif dan ilmiah. pertanyaannya kemudian adalah siapa yang bisa menjamin ilmu-ilmu sosial-sains sebagai ilmu objektif? yang bebas dari unsur subjektif? walaupun banyak kalangan ilmuan dan saintifik mengkalim dan meyakini demikian, namun demikian banyak di antara mereka hanya mampu berkelit bahwa objektifitas pengetahuan dan sains yang diyakini adalah objektif-kategoris yang dikehendaki oleh dunia ilmiah saat ini.Jawaban di atas semakin mengkaburkan permasalahan dan memancing pertanyaan serupa, kategori ilmiah saat ini, siapa y

DIBALIK POLITIK AMERIKA SERIKAT

Image
Resensi Judul Buku: The Power of Israel in USA Penulis: Prof. James Petras Peresensi: Mustatok* Tahun Terbit: Januari 2008 Tebal :336 hlm Harga: 39.900 Amerika Serikat selalu mengagungkan ujaran “Demokrasi”. Demokrasi adalah harga mati bahkan sakral. Apapun yang tergambar sebagai demokrasi selalu dianggap baik dan patut didukung. Demikian juga sebaliknya, apapun yang membahayakan demokrasi patut dicurigai dan perlu diberangus. Demokrasi memperkuat dirinya sendiri, dan memaksimalkan cakupan spasialnya. Pemerintah-pemerintah demokratis mendorong demokrasi melalui ekspansi militer, bahkan sebelum adanya perang kolektif mereka terhadap terorisme. Kondisi demokrasi semakin meliar dengan skema yang sulit ditebak. Dikatakan Francis Fukuhama “Gagasan tentang demokrasi sangat terkait erat dengan identitas Nasional Amerika. Amerika serikat dengan penuh semangat terlibat di seluruh penjuru dunia, bertindak sebagai kekuatan perdamaian dan kemakmuran dunia. Memperluas masyarakat demokrasi global ad

AGAMA SEBAGAI IDEOLOGI (Benarkah Kekerasan Atas Nama Agama Ada?)

Image
Mustatok* Posted in Duta Masyarakat, 17-05-08. Akhir-akhir ini kita selalu disuguhi fenomena yang hampir tidak terperikan. Kekerasan atas nama agama marak terjadi di mana-mana. Mulai dari teror mental terhadap aliran lain dalam sebuah komunitas, sampai pada tindak kekerasan fisik. Contoh nyata adalah pembakaran masjid jama’ah Ahmadiyah yang terjadi di Lombok, beberapa minggu yang lalu. Hal ini aneh dan sangat membebani tentunya dalam hati setiap orang yang merasa beragama. Sebagai konsekuensinya tentunya kita wajib mempertanyakan sebenarnya apakah memang Agama yang kita anut (Islam) mengajarkan dengan sendirinya tindak kekerasan? Ataukah sebenarnya tindak kekerasan yang terjadi hanya sebatas atas nama agama belaka? Yang intinya karena kepentingan golongan tertentu? Pada dasarnya kalau kita kaji dari sudut pandang Agama sebagai sistem sosial. Maka agama mempunyai aturan dan kriteria yang sama dengan semua organisasi sosial lainnya. Agama mempunyai konsern terhadap aspirasi atau keingina

MENILAI INDONESIA DALAM LIMA KEPEMIMPINAN

Image
Judul Buku : Catatan Hitam 5 Presiden Indonesia (Sebuah Investigasi 1997- 2007). Pengarang : Ishak Rafick Penerbit : Ufuk Publishing House Cetakan : I januari 2008 Tebal Buku : xx + 422 halaman Peresensi : Mustatok*) Dewasa ini, Negara Indonesia bisa dinilai berada pada fase krusial dalam proses kebernegaraan. Pasca reformasi pemerintahan Indonesi belum juga menemukan titik lontar kearah kemajuan. Negara ini masih terseok dalam mencari dan menerusi amanah reformasi yang dikehendaki rakyat. Tampaknya mulai Habibie, Megawati, Abdurrahman Wahid, bahkan Susilo Bambang Yudhoyono belum juga mampu lepas dari bayangan pemerintahan lama, yang telah menguasai dan menentukan separuh perjalanan bangsa ini (orde baru). Setali tiga uang para pemimpin bangsa ini tidak mampu menjalankan amanah reformasi untuk menegakkan Negara hukum, birokrasi bersih dan menaikkan kesejahteraan rakyat. Model pembambungan yang ada sampai pemerintahan terakhir pemerintahan SBY-Kalla saat ini adalah persis sebagaimana mo

BUDAYA ILMU

Resensi BukuJudul : Budaya Ilmu (Satu Penjelasan)Penulis : Prof. Dr. Wan Mohd. Nor Wan DaudPenerbit :Pustaka Nasional Pte-Ltd, SingapuraTahun : 2003Hlmn : x+173 hal.ASAS KEBANGKITAN PERADABAN Pada awal pagiDia mendaki gunung mencari kayu apiSehingga larut malamDia menganyam selipar (daripada jerami padi) Sambil berjalanDia tidak pernah berhenti membacaPuisi itu mengisahkan seorang pemuda Jepang bernama Kinjiro Ninomiya yang hidup pada awal abad ke-20. Kegigihannya dalam memburu ilmu menjadi inspirasi masyarakat Jepang. Oleh pemerintah Jepang, semangat Kinjiro itu kemudian disebarkan dalam bentuk buku teks moral, tugu peringatan, dan lagu-lagu. Semangat inilah yang banyak memberi inspirasi masyarakat Jepang untuk mengejar ilmu pengetahuan dan kemudian tampil sebagai salah satu peradaban besar. Pada abad-abad ke-19, masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat “haus ilmu”. Budaya itu telah membangkitkan Jepang menjadi kekuatan dunia dalam bidang sains, teknologi, dan ekonom

PANCASILA YANG SEMAKIN LUPA DIRI

Image
Judul di atas bukanlah sarkasme terhadap Pancasila sebagai pandangan Hidup bangsa Indonesia. Namun justru judul di atas bermasksud mendemarkasi antara Pancasila yang sejati (dengan penulisan P besar) dengan paham pancasila yang mengatasnamakan Pancasila, entah paham tersebut yang dihembuskan oleh pemegang kekuasaan dengan tafsir politik pancasilanya atapun pihak-pihak yang mencoba melegitimasi status dengannya. Mencermati berbagai kejadian seputar Pancasila akhir-akhir ini, bangsa Indonesia dituntut untuk berpikir ulang sembari menerawang jauh ke belakang; bagaimanakah proses lahirnya Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara?. Dari hasil penerawangan tersebut tentunya setiap pribadi akan memiliki kesimpulan sendiri-sendiri, yang tidak semestinya dipertentangkan dengan istilah "salah dan benar", karena semuanya berlari seputar subyektifikasi Pancasila ke dalam pemahaman seseorang dan objektifikasi subjektifitas (pemahaman) seseorang ke dalam ranah objektif. Dan semuanya ad

PELUANG MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

posted in Duta Masyarakat, 24 Januari 2008, by Mustatok Kalau kita mengaku sebagai bangsa Timur, yang berbudaya Timur, apakah yang kurang pada diri kita? Kenapa topangan etis yang selalu kita dengung-dengungkan "bangsa yang bermoral", "bangsa yang menghargai jasa pahlawan" tidak mampu mensejahterakan bangsa ini? Budaya timur yang kita junjung –kalau kita kritis, hanya di Indonesia sajalah yang tidak terimplementasi dengan baik. Kasus Cina, Malaysia, Singapura, bisa bangkit dengan begitu cepatnya ketika terlanda krisis, kenapa Indonesia tidak?. Jawabannya adalah karena kondisi pendidikan mereka yang maju. Namun jawaban inipun melahirkan pertanyaan; bagaimana kondisi pendidikan mereka bisa maju? Penghargaan terhadap profesi guru inilah yang selama ini menjadi pemicu utama kemorosotan dunia pendidikan kita. Padahal profesi ini begitu mulia dan terhormat, sebab bagaimanapun ketika seseorang menjadi guru atau dosen berarti dia memiliki potensi yang berbeda dengan orang